https://ngawi.times.co.id/
Berita

Prancis dan Israel Akhinya 'Bentrok', Apa Penyebabnya?

Senin, 07 Oktober 2024 - 11:25
Prancis dan Israel Akhinya 'Bentrok', Apa Penyebabnya? Presiden Prancis Emmanuel Macron saat menghadiri sesi pembukaan KTT Francophonie ke-19 di Grand Palais, Paris, Prancis pada 5 Oktober 2024 kemarin (FOTO: CNA/Reuters)

TIMES NGAWI, JAKARTA – Prancis dan Israel sedang 'bentrok'. Gegaranya Presiden Prancis Emmanuel Macron mengkritik dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu balas mengolok-olok.

Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (5/10/2024) kemarin mengkritik Israel atas operasinya di Gaza dan Lebanon. Ia menyerukan penghentian pengiriman senjata ke Israel untuk digunakan di Gaza. 

Mendengar itu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu naik pitam.

"Saat Israel memerangi kekuatan barbarisme yang dipimpin Iran, semua negara beradab seharusnya berdiri teguh di sisi Israel," kata Netanyahu dengan angkuh dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

"Apalagi Presiden Macron dan pemimpin Barat lainnya kini menyerukan embargo senjata terhadap Israel. Sungguh memalukan mereka. Rasa malu mereka akan terus berlanjut lama setelah perang dimenangkan," ujar Netanyahu.

"Yakinlah, Israel akan berjuang sampai pertempuran dimenangkan. demi kita dan demi perdamaian dan keamanan di dunia. Israel tengah berperang di beberapa front melawan kelompok yang didukung oleh bebuyutan, Iran," tambah pernyataan itu.

Namun kementerian Netanyahu ngotot mengatakan, Israel akan menang bahkan tanpa dukungan mereka.

Emmanuel Macron juga mengkritik keputusan Netanyahu yang mengirimkan pasukan untuk operasi darat di Lebanon.

"Saya kira prioritas saat ini adalah kita kembali ke solusi politik, yaitu kita berhenti mengirim senjata untuk berperang di Gaza," kata Macron kepada lembaga penyiaran Prancis, France Inter.

"Prancis tidak memberikan apa pun," tambahnya selama wawancara yang direkam pada hari Selasa.

Macron kembali menegaskan kekhawatirannya atas konflik di Gaza yang terus berlanjut meskipun ada seruan berulang kali untuk gencatan senjata.

"Saya pikir kami sudah tidak didengarkan. Saya pikir itu adalah kesalahan, termasuk untuk keamanan Israel sendiri," katanya, seraya menambahkan bahwa konflik itu mengarah pada 'kebencian'.

Kantor Macron juga  menanggapi dengan pernyataannya sendiri pada Sabtu malam. "Prancis adalah 'sahabat setia Israel'," katanya, sehingga reaksi yang diungkapkan Netanyahu itu sangat 'berlebihan dan terpisah dari persahabatan antara Prancis dan Israel'.

Dalam wawancaranya itu  Macron juga mengatakan menghindari eskalasi di Lebanon merupakan 'prioritas'. "Lebanon tidak bisa menjadi Gaza baru," tambahnya lagi.

Macron juga mengulang kembali dalam pokok bahasan itu pada hari Sabtu saat berpidato di sebuah konferensi negara-negara berbahasa Perancis di Paris.

Meskipun Prancis dan Amerika Serikat menyerukan gencatan senjata, lanjut Macron, ia tetap sangat menyesal bahwa Perdana Menteri Netanyahu telah membuat pilihan lain, telah mengambil tanggung jawab ini, khususnya dengan melakukan operasi darat di tanah Lebanon.

Sebanyak 88 anggota Organisasi Internasional La Francophonie (OIF), termasuk Prancis dan Kanada, telah menyerukan gencatan senjata 'segera dan abadi' di Lebanon.

Macron menegaskan kembali memang hak Israel untuk membela diri. Ia mengatakan, Senin hari ini  akan bertemu dengan kerabat warga Prancis-Israel yang disandera di Gaza.

Hari ini Israel juga memperingati "ulang tahun pertama" serangan Hamas yang menghancurkan pada tanggal 7 Oktober yang memicu perang Gaza dan sekarang telah melanda negara tetangga Lebanon, sehingga menciptakan krisis regional yang berbahaya.

Serangan itu mengakibatkan kematian 1.205 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel yang mencakup sandera yang terbunuh saat ditawan.

Sedangkan serangan balasan Israel sudah tidak proposional terhadap Gaza dan cenderung melakukan genosida  sejauh ini karena telah menewaskan sedikitnya 41.825 orang dan terus bertambah dari hari ke hari.

Menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina yang dikuasai Hamas, korban kebrutalan Israel itu sebagian besar juga warga sipil. PBB mengatakan angka-angka tersebut bisa diandalkan. Prancis pun minta Israel menghentikan serangannya ke Lebanon.

Komentar Emmanuele Macron yang membuat Benjamin Netanyahu naik pitam dan yang membuat mereka 'bentrok' itu muncul saat Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot sedang dalam lawatan empat hari ke Timur Tengah, dan rencananya akan berakhir pada hari Senin ini di Israel. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Ronny Wicaksono
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Ngawi just now

Welcome to TIMES Ngawi

TIMES Ngawi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.