TIMES NGAWI, JAKARTA – Banjir di Spanyol ternyata di luar perkiraan, sangat parah. Hampir 2.000 orang masih dinyatakan hilang setelah badai dahsyat Spanyol menghantam Valencia.
Hampir 2.000 orang dilaporkan hilang di kota pesisir Valencia, Spanyol yang memicu kekhawatiran tempat wisata populer Palma karena pulau itu menerapkan lockdown menjelang badai serupa.
Kota yang diperkirakan menanggung beban terberat dari badai tersebut telah menutup rapat semua pintu masuk dan mendesak penduduk setempat serta wisatawan untuk tetap berada di dalam rumah.
Kendaraan dari Unit Darurat Militer (UME) Spanyol membersihkan mobil-mobil yang hancur di jalan raya di Torrent, dekat Valencia, Spanyol. (FOTO: Daily Mail/Reuters)
Hal ini terjadi setelah badan cuaca nasional Spanyol memperingatkan bahwa sistem cuaca brutal yang memicu banjir massal sedang menuju Majorca.
Dilansir Daily Mail, hingga saat ini, lebih dari 205 ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di seluruh Spanyol, meskipun pihak berwenang khawatir angka tersebut bisa meningkat tajam dalam beberapa jam atau hari-hari mendatang.
Area jalan utama di Palma saat ini ditutup dengan pita merah, dan jalan-jalan di kota tersebut tampak hampir sepi.
Taman umum, kebun, dan pemakaman semuanya telah ditutup hingga hari Senin nanti dan para tunawisma dievakuasi dari zona banjir.
Wakil Wali Kota pertama Palma, Javier Bonet meminta warga untuk hanya meninggalkan rumah jika 'benar-benar diperlukan'.
"Kami tidak dalam kondisi siaga merah, tetapi penting untuk memperingatkan masyarakat agar menghindari risiko yang lebih besar," katanya.
Layanan cuaca nasional, Aemet menyatakan hari ini, bahwa beberapa bagian Majorca mungkin diguyur air setinggi 120 mm hanya dalam waktu tiga hingga empat jam.
Untuk memberikan konteks pada angka itu, Inggris mencatat rata-rata curah hujan 1.290 mm sepanjang tahun 2023, sepersepuluh dari jumlah tahunan itu kini melanda sebagian wilayah Majorca dalam hitungan jam.
Pejabat di Palma telah menetapkan peringatan cuaca serius yang mulai berlaku pada pukul 10 pagi waktu setempat hari ini, dan akan berlangsung hingga akhir pekan, dengan banyak tempat umum ditutup.
Hal ini terjadi saat tim penyelamat di Valencia melanjutkan pencarian mayat di dalam mobil-mobil yang terdampar menumpuk berserakan serta dari bangunan-bangunan yang basah kuyup.
Sementara penduduk yang kebingungan menyelamatkan apa yang bisa mereka selamatkan dari rumah mereka yang hancur.
Banjir bandang dahsyat pada hari Selasa lalu telah menelan sedikitnya 205 korban jiwa, dengan 155 kematian terkonfirmasi di wilayah Valencia timur saja.
Di resor Costa de la Luz di Isla Cristina hari inim sebuah puting beliung yang mengerikan juga menerjang daratan.
Fenomena cuaca tersebut melemparkan perahu-perahu kecil ke udara dan menumbangkan pepohonan di kota dekat perbatasan selatan Spanyol dengan Portugal.
Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer hari ini mengatakan, Inggris 'mendukung Spanyol' karena sejumlah orang yang tidak diketahui masih hilang dalam bencana tersebut.
Perdana Menteri menghubungi mitranya dari Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez untuk menyampaikan belasungkawa.
"Pikiran saya bersama mereka yang telah kehilangan nyawa, keluarga mereka, dan semua yang terkena dampak bencana banjir besar di Spanyol. Inggris mendukung Spanyol selama masa sulit ini," kata Perdana Menteri Inggris.
Raja Felipe mengheningkan cipta untuk mengenang korban banjir di Valencia.
Warga di Majorca bersiap menghadapi situasi terburuk hari ini setelah badan cuaca nasional Spanyol memperingatkan bahwa sistem cuaca yang brutal akan melanda pulau tersebut.
Warga Valencia Selatan juga kesulitan mendapatkan pasokan air setelah banjir bandang yang mematikan.
Kerusakan akibat badai pada Selasa malam dan Rabu dini hari itu seperti dampak tsunami, dimana para penyintas harus bangkit dari puing-puing sambil berduka atas orang yang mereka cintai.
Mobil-mobil bertumpuk satu sama lain seperti domino yang tumbang, pohon-pohon tumbang, kabel-kabel listrik tumbang dan barang-barang rumah tangga semuanya tergulung lumpur yang menutupi jalan-jalan di puluhan komunitas di Valencia, sebuah wilayah di selatan Barcelona di pantai Mediterania.
"Sayangnya, ada orang meninggal di dalam beberapa kendaraan," kata Menteri Transportasi Spanyol Oscar Puente pada Kamis pagi sebelum jumlah korban tewas melonjak dari 95 pada Rabu malam.
Air yang deras mengubah jalan sempit menjadi perangkap maut dan menimbulkan sungai yang menghancurkan rumah-rumah dan bisnis, menyapu mobil, orang-orang, dan segala sesuatu yang ada di jalanan.
Banjir menghancurkan jembatan dan membuat jalan tidak bisa dikenali lagi.
Luis Sanchez, seorang tukang las, mengatakan dia menyelamatkan beberapa orang yang terjebak di mobil mereka di jalan raya V-31 yang banjir di selatan kota Valencia.
Jalanan itu dengan cepat berubah menjadi kuburan terapung yang dipenuhi ratusan kendaraan. "Saya melihat mayat-mayat melayang. Saya berteriak, tetapi tidak ada tanggapan," kata Sanchez.
"Petugas pemadam kebakaran membawa orang lanjut usia terlebih dahulu, ketika mereka sudah bisa masuk. Saya dari dekat sini jadi saya mencoba membantu dan menyelamatkan orang-orang," tambahnya.
Pihak berwenang regional mengatakan pada Rabu malam bahwa tim penyelamat dengan helikopter menyelamatkan sekitar 70 orang yang terdampar di atap gedung dan di dalam mobil, tetapi kru darat masih jauh dari selesai.
"Kami mencari dari rumah ke rumah," kata Angel Martinez, salah satu dari 1.000 tentara yang membantu upaya penyelamatan kepada radio nasional Spanyol RNE dari kota Utiel, tempat sedikitnya enam orang diketemukan tewas.
Ribuan orang berkumpul untuk membantu korban banjir di Valencia.
Seorang jurnalis melihat tim penyelamat mengeluarkan tujuh kantong mayat dari garasi bawah tanah di Barrio de la Torre.
"Prioritas kami adalah menemukan para korban dan mereka yang hilang sehingga kami bisa membantu mengakhiri penderitaan keluarga mereka," kata Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez setelah bertemu dengan pejabat dan layanan darurat di Valencia pada hari Kamis, hari pertama dari tiga hari berkabung resmi.
Hingga kini pemerintah Spanyol masih berusaha keras untuk mengatasi akibat banjir dan masih hilangnya sekitar 2000 orang diantara tumpukan mobil, rumah dan jalanan yang terendam lumpur serta diantara tumpukan pohon-pohon besar yang tumbang. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Dampak Banjir di Spanyol Sangat Parah, Hampir 2000 Orang Dinyatakan Hilang
Pewarta | : Widodo Irianto |
Editor | : Faizal R Arief |