TIMES NGAWI, MALANG – Di tengah gempita gelaran Madyopuro Mangano yang digelar dari Terminal Madyopuro hingga Jalan Danau Jonge Kota Malang, ada satu yang menarik perhatian. Ya, itu adalah gerobak kuliner jadul bernama Es Goyang yang dikelola pasangan suami istri, Gusmiati dan I Made Sudjana.
Es goyang buatan tangan Made, pria asal Bali ini tetap setia dijajakan sejak tahun 2006 silam oleh Gusmiati, sang istri yang warga asli Surabaya.
Berbekal ilmu dari sebuah pelatihan khusus pembuatan es goyang yang dulu dijalani juga oleh Gusmiati, pasangan ini konsisten mempertahankan cita rasa tradisional dari produk mereka.
“Yang bikin kan Pak Made, Pak Made. I Made Sudjana wong Bali,” ujar Gusmiati saat ditemui tim TIMES Indonesia di sela-sela acara.
Selama berlangsungnya Madyopuro Mangano dari 4 hingga 10 April, gerobak es goyang ini rutin mangkal di sekitar area acara.
Meski biasanya hanya berjualan di sekitar area Velodrome Sawojajar Kota Malang, terutama saat akhir pekan, Gusmiati mengaku senang bisa terlibat dalam event ini.
“Pertama kali itu senang, rame. Terus yang kedua itu menurun, ketiga menurun. Kemarin malah turun sekali, karena hujan. Sekarang ini lagi rame. Besok rame-ramenya lagi, kan terakhir,” ucapnya dengan senyum.
Cita Rasa Khas nan Unik
Keunikan es goyang ini bukan hanya pada namanya yang klasik, tetapi juga pada bahan-bahannya yang masih menggunakan resep asli dan bahan tradisional.
Gusmiati mengaku tetap setia menggunakan gula asli, meski harganya kian mahal.
“Ini kan es jadul, dicari orang. Ada yang coba bikin juga, tapi gak laku karena rasanya beda. Gak berani pakai gula yang mahal,” jelasnya.
Kisah sederhana namun hangat dari gerobak es goyang ini seolah menjadi napas nostalgia di tengah festival yang sarat hiburan dan budaya modern.
Di saat banyak pelaku usaha kuliner mengejar tren kekinian, Gusmiati dan Made justru tetap percaya bahwa rasa dan kesederhanaan bisa menjadi kekuatan utama. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Nikmatnya Es Goyang, Kuliner Jadul yang Bertahan di Era Kekinian
Pewarta | : Argani Nugraha Lumban Gaol (Magang MBKM) |
Editor | : Ronny Wicaksono |