TIMES NGAWI, MAGELANG – Upaya menanamkan nilai-nilai kejujuran dan integritas sejak dini kembali ditegaskan melalui kegiatan, Advisori Pendidikan Karakter Anti Korupsi. Kegiatan ini digelar di SMPN 1 Borobudur, Kabupaten Magelang pada Rabu (29/10/2025).
Kegiatan bertajuk 'Bersatu Bangun Bangsa Menjadi Peserta Didik yang Berkarakter' ini menghadirkan Ketua Komisi 1 DPRD Kabupaten Magelang, Sholeh Nurcholish dari Fraksi Golkar, serta perwakilan dari Inspektorat Kabupaten Magelang.
Dalam penyampaiannya, Sholeh menekankan pentingnya memahami bahwa korupsi tidak hanya berhubungan dengan uang atau jabatan, tetapi juga perilaku tidak jujur dalam kehidupan sehari-hari.
“Korupsi bukan hanya berkaitan dengan uang, tetapi mencontek juga termasuk korupsi,” tegas Sholeh di hadapan para peserta didik yang tampak antusias mengikuti pemaparannya.

Ia juga mengingatkan bahwa kebiasaan kecil yang melanggar kejujuran, jika dibiarkan, dapat membentuk karakter koruptif di masa depan. Karena itu menurutnya, pendidikan karakter anti korupsi perlu dimulai sejak siswa masih duduk di bangku sekolah.
Senada, Kepala SMPN 1 Borobudur, Badrun Munir, menyampaikan bahwa pendidikan karakter anti korupsi telah menjadi bagian dari budaya di sekolah yang ia pimpin. “Kami sudah mulai pendidikan karakter anti korupsi yang kami tuangkan dalam misi sekolah," aku Badrun
"Selain itu, para guru juga membuat kesepakatan kelas yang berhubungan dengan kejujuran. Sedangkan untuk pengelolaan dana BOS, kami mengikuti petunjuk teknis yang berlaku dengan baik,” imbuh Badrun.
Sementara itu, perwakilan dari Inspektorat Kabupaten Magelang, Widya Ayu Winarni, memberikan penjelasan mendalam tentang konsep dan bahaya korupsi.
“Korupsi adalah penyalahgunaan kekuasaan atau jabatan untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Kata korupsi sendiri berasal dari bahasa Latin corruptus yang berarti ‘merusak’ atau ‘buruk’. Bentuknya bisa berupa suap, penggelapan uang, pemerasan, hingga manipulasi,” jelasnya.
Perempuan yang pernah mengenyam studi di negeri Sakura ini menambahkan bahwa praktik korupsi tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga merusak moral bangsa dan menghambat kesejahteraan masyarakat.
Gilar Mumtaf Aji, salah satu peserta kegiatan ini mengungkapkan kegembiraannya. Ia menyebut, dengan mengikuti kegiatan itu ia jadi tahu tentang korupsi yang ternyata tidak hanya terkait dengan uang.
"Rasanya seneng karena dapat ilmu baru tentang korupsi apalagi saya dapat hadiah karena mau maju dan menjawab pertanyaan," ucap siswa dari kelas 9C ini.
Melalui kegiatan tersebut para siswa diharapkan mampu menanamkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan disiplin sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
Pendidikan karakter anti korupsi bukan sekadar teori, tetapi menjadi pedoman moral dalam membangun generasi muda yang berintegritas tinggi. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: DPRD Magelang dan Inspektorat Dorong Siswa SMPN 1 Borobudur Jadi Generasi Antikorupsi
| Pewarta | : Hermanto |
| Editor | : Ronny Wicaksono |