TIMES NGAWI, SURABAYA – Belanja produk UMKM Surabaya kini terasa mudah melalui aplikasi Si-Boyo, platform belanja digital yang mengintegrasikan peran Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) dan pelaku UMKM lokal besutan Pemerintah Kota Surabaya (Pemkot Surabaya).
Melalui Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag), aplikasi tersebut ditujukan untuk memperkuat digitalisasi ekonomi kerakyatan di Kota Pahlawan.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Agus Imam Sonhaji mewakili Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan bahwa kehadiran aplikasi tersebut merupakan jawaban atas tantangan zaman, menggeser pola koperasi konvensional menuju ekosistem digital tanpa meninggalkan semangat gotong royong masyarakat lokal.
“Basisnya adalah ekonomi kerakyatan berbasis gotong royong dan semangat ekonomi lokal Surabaya sendiri. Ini adalah langkah kita membumikan Ekonomi Pancasila. Meskipun digital, keberpihakan tetap kepada warga kecil, UMKM, dan ibu rumah tangga yang ingin mandiri secara ekonomi," ungkapnya.
Ia pun berharap setelah acara peluncuran aplikasi Si-Boyo, para camat melakukan pengawasan lebih terhadap setiap KKMP yang ada diwilayahnya masing-masing. “Setelah ini, saya harap setiap camat melakukan pengawasan mendetail terkait keberlangsungan KKMP dan juga UMKM lokal di wilayahnya,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinkopumdag Kota Surabaya, Febrina Kusumawati menjelaskan bahwa Si-Boyo menjadi "lapak baru" bagi UMKM untuk meningkatkan omset. Artinya, ini adalah tambahan platform bagi para UMKM untuk memperkenalkan produknya lebih luas lagi.
Menurutnya, saat ini sudah ada 7 Koperasi Kelurahan yang menggunakan aplikasi tersebut, mereka adalah KKMP Mojo, KKMP Kertajaya, KKMP Gunung Anyar, KKMP Jagir, KKMP Sumur Welut, KKMP Jajar Tunggal dan KKMP Banyu Urip.
“Target kedepannya, seluruh KKMP yang berjumlah 153 kelurahan di Surabaya akan segera terintegrasi dengan aplikasi Si-Boyo,” kata Febri sapaan akrabnya.
Menariknya, sistem pengantaran atau kurir dalam aplikasi ini memberdayakan warga setempat. “Kita mengoptimalkan warga sekitar sebagai kurir. Jadi, ada pemberdayaan di wilayah tersebut. Masyarakat sekitar koperasi mendapatkan pendapatan baru. Ini yang membedakan kita dengan platform sebelah," ujar Febri.
Untuk menjaga harga tetap kompetitif dan termurah bagi warga, Pemkot Surabaya telah menyinergikan Si-Boyo dengan berbagai pihak. Bekerja sama dengan Produk Unggulan Daerah (PUD) milik Pemkot yang bergerak di bidang pangan dan sektor swasta tangan pertama atau produsen langsung.
“Kami juga menggandeng BMT Keuangan dan Bank Surabaya (Surya Artha Utama) sebagai mitra finansial KKMP untuk masalah permodalan. Selain itu, kami terus mengajak seluruh warga, pengurus RT/RW, dan kader untuk bergabung menjadi anggota koperasi,” ungkap Febri.
Sebagai perwakilan KKMP yang telah menggunakan aplikasi, Ketua KKMP Jajar Tunggal, Nur Wahyudi menyambut baik peluncuran ini sebagai ladang emas bagi kemajuan ekonomi warga.
Ia juga mengusulkan agar para pemangku kepentingan di tingkat bawah seperti LPMK, RT, RW, hingga KSH didorong untuk menjadi anggota koperasi sehingga modal usaha bersama akan semakin kuat.
"Iuran pokok dan wajib dari anggota sangat berarti sebagai modal usaha. Kami berharap kolaborasi ini menciptakan dampak sosial dan ekonomi yang luas bagi Surabaya," harap Nur Wahyudi.
Untuk diketahui, masyarakat Kota Surabaya sudah dapat mengunduh aplikasi Si-Boyo melalui Play Store. Setelah mengunduh, pengguna cukup melakukan pendaftaran identitas untuk mulai bertransaksi seperti pada aplikasi penyedia produk dan makanan lainnya. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Belanja Produk UMKM Surabaya Kini Makin Mudah dengan Aplikasi ‘Si-Boyo’
| Pewarta | : Siti Nur Faizah |
| Editor | : Ronny Wicaksono |