https://ngawi.times.co.id/
Berita

Ibas Dorong Seniman Jadi Pilar Karakter Bangsa, Seni Budaya Dinilai Penopang Ketahanan Nasional

Rabu, 17 Desember 2025 - 14:17
Ibas Dorong Seniman Jadi Pilar Karakter Bangsa Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) saat berdialog langsung dengan komunitas seni dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar bertepatan dengan masa reses DPR RI, Senin (16/12/2025).

TIMES NGAWI, NGAWI – Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mengajak para seniman dan pegiat budaya di Kabupaten Ngawi untuk mengambil peran strategis dalam penguatan karakter bangsa. Ajakan tersebut disampaikannya saat berdialog dengan komunitas seni dalam kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI yang digelar bertepatan dengan masa reses DPR RI, Senin (16/12/2025), mengusung tema “Ngawi Berkarya, Kuatkan Seni Budaya Nusantara.”

Dalam suasana dialog yang terbuka dan penuh keakraban, Ibas menyampaikan bahwa seni dan budaya bukan sekadar ekspresi estetika, melainkan fondasi penting keberadaban dan ketahanan nasional. Ia menilai, kekuatan Indonesia tidak hanya diukur dari aspek ekonomi atau sumber daya alam, tetapi juga dari kemampuan bangsa menjaga identitas dan nilai-nilai budayanya. Menurutnya, pelestarian budaya harus diwujudkan melalui praktik nyata, bukan hanya diwariskan secara simbolik. Seni perlu terus dipentaskan, dikembangkan, dan disesuaikan dengan dinamika zaman agar tetap hidup dan relevan.

Ibas juga menyinggung berbagai karya budaya Indonesia yang telah mendapat pengakuan dunia melalui UNESCO, mulai dari batik, gamelan, wayang kulit, kebaya, Reog Ponorogo, Tari Saman, pencak silat, hingga angklung. Deretan warisan tersebut, kata dia, merupakan modal sosial dan kultural yang sangat berharga. Tantangannya adalah memastikan agar kekayaan budaya itu tidak berhenti sebagai catatan sejarah, melainkan terus tumbuh sebagai sumber inspirasi sekaligus penggerak kesejahteraan masyarakat.

Secara khusus, Ibas menilai Ngawi memiliki potensi besar dalam melahirkan seniman-seniman berprestasi. Ia menyebut sejumlah tokoh yang lahir atau berakar dari wilayah Mataraman sebagai contoh keberhasilan seniman daerah menembus panggung nasional, bahkan internasional. Nama-nama seperti almarhum Didi Kempot, Mamiek Prakoso, Denny Caknan, hingga Tedja Suminar dinilai menjadi bukti bahwa konsistensi, karakter, dan keberanian berkreasi dapat membawa karya lokal dikenal luas. Ia berharap generasi muda Ngawi terinspirasi untuk menekuni seni dengan serius dan berkelanjutan.

Dalam kesempatan tersebut, Ibas juga memberikan apresiasi terhadap jargon pembangunan “Ngawi RAMAH” yang mencerminkan nilai Rapi, Aman, Maju, Adil, dan Harmonis. Menurutnya, nilai-nilai tersebut tidak cukup berhenti sebagai slogan, tetapi harus tercermin dalam perilaku masyarakat, kebijakan pemerintah, serta ruang-ruang kebudayaan yang inklusif. Ia menilai semangat RAMAH sejalan dengan upaya membangun karakter bangsa yang menjunjung kebersamaan, toleransi, dan saling menghargai di tengah keberagaman.

Lebih lanjut, Ibas menekankan bahwa pelestarian seni budaya memerlukan ekosistem yang kuat dan kolaboratif. Ia menyebut pentingnya sinergi lintas sektor, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, komunitas seni, hingga generasi muda. Peran kementerian terkait juga dinilai krusial, seperti Kementerian Ekonomi Kreatif dalam pengembangan subsektor kreatif, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dalam penguatan kebudayaan dan pendidikan, Kementerian Koperasi dan UMKM dalam mendukung keberlanjutan usaha pelaku seni, serta Kementerian Pariwisata dalam mempromosikan seni budaya sebagai daya tarik wisata daerah.

Ibas turut menyoroti keterbatasan ruang berekspresi yang masih dihadapi banyak seniman. Ia mendorong agar ke depan tersedia fasilitas seni yang memadai, mulai dari tingkat kabupaten hingga desa, agar kreativitas dapat tumbuh secara merata. Ruang-ruang seni tersebut, menurutnya, menjadi tempat penting bagi regenerasi seniman sekaligus penjaga kesinambungan peradaban.

Menjawab tantangan era digital, Ibas juga mengajak para seniman Ngawi untuk memanfaatkan teknologi dan media sosial sebagai sarana promosi karya. Platform digital dinilai mampu membuka akses pasar dan audiens global dengan biaya yang relatif terjangkau. Dengan pemanfaatan teknologi yang tepat, karya seni lokal berpeluang dikenal hingga ke mancanegara.

Dalam sesi dialog, Ketua Taruna Budaya Ngawi, Wahyu Yoga Ari Respati, menyampaikan aspirasi terkait minimnya sarana pendukung bagi seniman tradisional, termasuk kebutuhan alat musik seperti gamelan. Menanggapi hal itu, Ibas menyatakan komitmennya untuk memperjuangkan dukungan konkret melalui jalur kelembagaan. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan seni budaya membutuhkan perhatian nyata, tidak hanya dukungan moral.

Menutup kegiatan, Ibas berpesan agar para seniman dan generasi muda Ngawi terus berkarya, belajar, dan berkontribusi bagi bangsa. Ia menegaskan bahwa seni budaya merupakan pilar penting pembentukan karakter nasional yang harus berjalan seiring dengan pendidikan dan inovasi. Kegiatan tersebut ditutup dengan sesi foto bersama dan komitmen para seniman untuk menjadi agen nilai-nilai Pancasila di lingkungannya masing-masing.

Acara ini turut dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Ngawi dari Partai Demokrat Haris Agus Susilo, Camat Ngawi Arin, Ketua Taruna Budaya Ngawi Wahyu Yoga Ari Respati, serta perwakilan komunitas seni dan budaya dari berbagai wilayah di Kabupaten Ngawi. (*)

Pewarta : Rochmat Shobirin
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Ngawi just now

Welcome to TIMES Ngawi

TIMES Ngawi is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.