TIMES NGAWI, SURABAYA – Nama Bling Satan, band punk rock Surabaya, kembali jadi perbincangan. Menyambut 2026, band legendaris yang terdiri dari Arief sebagai bass dan vocal serta Zachary Topuh sebagai gitar dan vocal ini tidak hanya mengumumkan rencana musik baru, tetapi juga membuka tabir mengenai kondisi drummer utama mereka yang sakit keras. Sebuah pernyataan emosional sekaligus penegasan loyalitas posisi drummer utama mereka tidak akan pernah tergantikan.
Setelah melewati fase eksperimen dan evolusi genre, Bling Satan secara tegas memutuskan untuk balik ke awal. Rencana musik 2026 mereka akan menjadi reboot total, membawa pendengar kembali ke sound khas Bling Satan di era 2000-an awal.
“Kita sudah keluar lama dari pattern kita, akhirnya kita bakal balik lagi lah ya. Balik lagi ke awal kita ngeband pertama, kayak vibes album-album awal baru sekitar 2005-an ke bawah,” ungkap perwakilan band, menjelaskan alasan kembali ke sound yang membuat mereka dulu dijuluki "Raja Pensi."
Alih-alih langsung album, band memilih strategi "Test Konsep" dengan merilis satu atau dua single terlebih dahulu. Jika feedback memuaskan, baru mereka akan melanjutkan dengan album.
Kondisi formasi band menjadi sorotan utama. Bling Satan mengonfirmasi bahwa drummer utama mereka sedang menghadapi masalah kesehatan serius, memaksa band beroperasi sebagai duo dengan bantuan additional player. Namun, ada keputusan yang jauh lebih deep di balik formasi sementara ini.
“Drummer kita sakit, sementara ini kita pake additional jadi gak tergantikan,” kata Arief saat tampil di Surabaya bulan November ini.
Ini bukan sekadar menunggu kesembuhan, tetapi pernyataan emosional. Band sepakat tidak akan mencari pengganti permanen demi menjaga keutuhan dan mendukung pemulihan drummer mereka.
Untuk membuktikan bahwa mereka gak kaku terhadap perkembangan zaman, Bling Satan sedang meracik kolaborasi lintas generasi. Setelah menjajal featuring dengan Zevana Arga vokalis muda, kini mereka mengincar nama besar dari era old school.
“Ada lagi sih nih, yang ada rencana featuring sama yang Legend lah. Yang jelas dia Legend dari Surabaya dan lebih old school dari saya,” jelas Zachary, memastikan track kolaborasi mendatang bakal epic.
Melihat fenomena Gen Z yang mudah mengakses dan menikmati semua genre musik dari punk hingga hip-hop, Bling Satan memberikan warning keras. Mereka setuju bahwa eksplorasi itu penting, tapi ada batasnya.
“Dengarin aja semua genre, semua lagu. Nanti pada akhirnya, nanti dia bakal nemuin apa yang dia mau. Tapi kalau kamu cuma ikut sana-sini, nanti kamu gak punya jiwa,” tegas mereka dalam menikmati musik di semua genre.
Bling Satan mengingatkan bahwa karakter sejati dalam musik baru akan ditemukan jika seseorang berani explore dan tidak hanya ikut-ikutan trend (FOMO). Mereka sendiri mengaku harus melebur dengan cara pikir anak muda, bukan bersikap menggurui.
Ini adalah babak baru bagi Bling Satan—sebuah perpaduan antara loyalitas abadi, sound nostalgia, dan semangat untuk terus relevan di tengah arus digital. zisti shinta (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Bling Satan, Band Punk Rock Surabaya Kembali ke Akar Punk Rock 2005 di Tengah Drummer Sakit Keras
| Pewarta | : Zisti Shinta Maharani |
| Editor | : Faizal R Arief |