TIMES NGAWI, JAKARTA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah merancang desain kapal patroli cepat (FPB) 28 dan FPB 38 milik Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI. Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) BRIN, Widjo Kongko menyatakan komitmen pihaknya untuk mengawal hingga selesai.

"Kami berkomitmen dan siap mengawal serta mendampingi proses persiapan pengadaan kapal ini sampai selesai sesuai dengan capaian yang sudah dijadwalkan," kata Kepala Pusat Riset Teknologi Hidrodinamika (PRTH) BRIN Widjo Kongko dalam keterangan di Jakarta, Kamis (25/7/2024).

Widjo menjelaskan, desain kapal tersebut memiliki beberapa teknologi kunci, termasuk pemenuhan kecepatan maksimum, material kapal dari aluminium, serta sistem mitigasi komunikasi yang terintegrasi dengan fitur digital. 

Selain itu, kapal patroli cepat Kemenkeu ini dilengkapi dengan radar surveilans dan radar navigasi, serta sistem dynamic stream untuk mengurangi rolling kapal.

"Selanjutnya, penyerahan pekerjaannya akan dilakukan pekan depan di Yogyakarta," ujarnya.

Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, mengarahkan agar para periset BRIN merancang kapal sesuai dengan kebutuhan Ditjen Bea dan Cukai Kemenkeu, sesuai dengan tugas dan fungsinya. 

Hasil rancangan periset BRIN akan dikombinasikan dengan teknologi yang sudah dimiliki dan diterapkan oleh BRIN, termasuk program simulasi untuk menghitung posisi terbaik pangkalan-pangkalan kapal bagi Ditjen Bea dan Cukai.

Amarulla berharap hasil pembangunan kapal ini dapat menjadi standar dunia, karena proses pembangunannya akan sesuai dengan peraturan hukum laut internasional.

Kapal Bea Cukai memiliki kewenangan penegakan hukum di wilayah kedaulatan Indonesia dan wilayah hak berdaulat Indonesia, sehingga perancangannya harus memenuhi standar yang tinggi.

Sekretaris Dirjen Bea dan Cukai, Ayu Sukorini, menilai kerja sama dengan BRIN mendukung salah satu tugas dan fungsi Ditjen Bea dan Cukai dalam menjaga perairan RI, termasuk mencegah masuknya barang-barang terlarang. 

Ayu berharap ada pendampingan dari BRIN untuk memastikan pekerjaan teratasi, baik dari sisi teknis maupun administrasi. (*)